Minggu, 20 Juli 2008

Kontraktor VS Pemulung

Pada suatua hari di negeri “entah dimana” seorang kontraktor sedang menikmati liburan weekendnya bersama keluarga berkeliling komplek perumahannya untuk bersosialisasi dengan tetangganya. Dia memutuskan berjalan kaki saja sekeluarga. Namun baru beberapa menit berjalan kakinya terluka karena menginjak kerikil dan tersandung batu. Ia berfikir “Ternyata jalanan di lingkungan sini jelek sekali, aq harus memperbaikinya”.

Kontraktor itu kemudian mengumpulkan seluruh anak buahnya untuk melapisi jalanan di seluruh komplek perumahannya dengan kulit Kerbau. Merekapun mulai mencari kerbau terbaik ke berbagai pelosok negeri untuk diambil kulitnya.

Ditengah-tengah kesibukannya itu ada seorang pemulung lewat dan berjalan pelan sambil melihat kesibukan orang-orang. Sembari mendekati sang kontraktor tersebut berkata “yang anda butuhkan sesungguhnya adalah pelapis yang terbaik hanya untuk kedua kaki anda saja bukan?” sambil berlalu pemulung itu meninggalkan tempat itu.

Ada pelajaran yang berharga dari cerita itu. Untuk membuat dunia menjadi tempat yang nyaman untuk hidup, kadangkala, kita harus mengubah cara pandang kita, hati kita, dan diri kita sendiri, dan bukan dengan jalan mengubah dunia itu.

Karena kita seringkali keliru dalam menafsirkan dunia. Dunia, dalam pikiran kita, kadang hanyalah suatu bentuk personal. Dunia, kita artikan sebagai milik kita sendiri, yang pemainnya adalah kita sendiri. Tak ada orang lain yangterlibat disana, sebab, seringkali dalam pandangan kita, dunia, adalah bayangan diri kita sendiri.

Ya, memang, jalan kehidupan yang kita tempuh masih terjal dan berbatu. Manakah yang kita pilih, melapisi setiap jalan itu dengan permadani berbulu agar kita tak pernah merasakan sakit, atau, melapisi hati kita dengan kulit pelapis, agar kita dapat bertahan melalui jalan-jalan itu?

Tidak ada komentar: